Pentas kabaret dengan judul "Save" di pentaskan di acara pekan seni jurnalistik 2015. Tokoh kepala suku sedang yang diperankan Ryan Mustami bersedih karena melihat sang ratu yang diperankan Yaumil Fathiyah sekarat hingga terkapar di tanah, Bandung, (23/11/2015)
Thursday, May 19, 2016
Tidurnya Jiwa Bangsaku
NEWPOST - Semangat nasionalisme begitu sepatutnya melekat dalam hati dan jiwa rakyat Indonesia. Sebagaimana semangat para pahlawan Indonesia yang rela mereggang nyawa untuk tanah air tercinta.
Namun di era modern ini, semua seolah-olah hanya cerita yang dipedengarkan dari mulut ke mulut, dan mungkin akan hilang seiring berjalanya waktu.
Seperti tanggal 20 mei 1908, hari kebangkitan nasional merupakan masa bangkitnya semangat nasionalisme, kesatuan, persatuan, dan kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan negara Indonesia, yang sebelumnya tidak pernah muncul atau ada selama penjajahan 350 tahun oleh Negara Belanda.
Dengan generasi yang yang sekarang, sepertinya sangat sulit untuk menumbuhkan kekuatan itu seperti dulu. Hanya segelintir orang saja yang memang sangat mencintai bangsanya sendiri sekarang, namun sisanya mungkin hanya mencintai diri mereka sendiri dengan mencintai budaya asing.
Semestinya kita bisa mengetahui apa makna dibalik hari kebangkitan ini, tidak hanya sekedar hari biasa saja yang akan dilupakan jikalau hari telah berganti esok. Namun hari hari kebangkitan ini harus bisa menumbuhkan sikap nasionalisme kita sebagai pribumi Indonesia.
Namun jika kita lihat pemerintahan sekarang seakan membuka pintu kesadaran kita akan kepentingan hak mereka yang dicuri dan ditawan namun kita hanya bisa terdiam. Dari mulai krisis BBM yang di jungkat-jungkitkan. Tindak criminal atau ekonomi yang tak seimbang, semua itu mesti menjadi perenungan tak hanya pemerintah, namun kita sebagai masyarakat pun harus ikut andil dalam kesejahteraan bangsa.
Bagaimanapun cara kita menanggapinya, semestinya kita bisa mengkritisi hal tersebut terlihat apakah benar ataupun terlihat salah. Namun pandangan tersebut seakan kini telah dirancang oleh media untuk memenuhi kebutuhan kapitalisme media. Komersialisasi media pun seakan telah menjamur di Indonesia ini.
Memang, takan bisa kita bendung penguasaan media oleh pelaku politik, namun semua itu bisa kita rubah dengan semangat reformasi yang seharusnya ada sejak dulu. Pemuda yang seharusnya berjuang kini hanya seperti penonton dibalik layar yang kadang menikmati pertunjukan kebohongan pemerintah.
Tak sekedar itu, kasus korupsi yang semakin kesini kian menyengsarakan selalu menjadi perbincangan hangat disetiap waktunya. Seperti bayangan yang terlihat namun tak bisa kita genggam. Apa yang semestinya kita perbuat untuk bangsa kita ini?
Lihatlah mereka yang telah dipukuli saat demonstrasi menagih janji pemerintahnya, mereka yang rela kelaparan karena ulah kepentingan politik, mereka yang hanya bisa diam dan tak bicara didalam kesengsaran, dan mereka yang terbakar dalam suatu peristiwa yang kini tak bersisa.
Seperti tanggal 20 mei 1908, hari kebangkitan nasional merupakan masa bangkitnya semangat nasionalisme, kesatuan, persatuan, dan kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan negara Indonesia, yang sebelumnya tidak pernah muncul atau ada selama penjajahan 350 tahun oleh Negara Belanda.
Dengan generasi yang yang sekarang, sepertinya sangat sulit untuk menumbuhkan kekuatan itu seperti dulu. Hanya segelintir orang saja yang memang sangat mencintai bangsanya sendiri sekarang, namun sisanya mungkin hanya mencintai diri mereka sendiri dengan mencintai budaya asing.
Semestinya kita bisa mengetahui apa makna dibalik hari kebangkitan ini, tidak hanya sekedar hari biasa saja yang akan dilupakan jikalau hari telah berganti esok. Namun hari hari kebangkitan ini harus bisa menumbuhkan sikap nasionalisme kita sebagai pribumi Indonesia.
Namun jika kita lihat pemerintahan sekarang seakan membuka pintu kesadaran kita akan kepentingan hak mereka yang dicuri dan ditawan namun kita hanya bisa terdiam. Dari mulai krisis BBM yang di jungkat-jungkitkan. Tindak criminal atau ekonomi yang tak seimbang, semua itu mesti menjadi perenungan tak hanya pemerintah, namun kita sebagai masyarakat pun harus ikut andil dalam kesejahteraan bangsa.
Bagaimanapun cara kita menanggapinya, semestinya kita bisa mengkritisi hal tersebut terlihat apakah benar ataupun terlihat salah. Namun pandangan tersebut seakan kini telah dirancang oleh media untuk memenuhi kebutuhan kapitalisme media. Komersialisasi media pun seakan telah menjamur di Indonesia ini.
Memang, takan bisa kita bendung penguasaan media oleh pelaku politik, namun semua itu bisa kita rubah dengan semangat reformasi yang seharusnya ada sejak dulu. Pemuda yang seharusnya berjuang kini hanya seperti penonton dibalik layar yang kadang menikmati pertunjukan kebohongan pemerintah.
Tak sekedar itu, kasus korupsi yang semakin kesini kian menyengsarakan selalu menjadi perbincangan hangat disetiap waktunya. Seperti bayangan yang terlihat namun tak bisa kita genggam. Apa yang semestinya kita perbuat untuk bangsa kita ini?
Lihatlah mereka yang telah dipukuli saat demonstrasi menagih janji pemerintahnya, mereka yang rela kelaparan karena ulah kepentingan politik, mereka yang hanya bisa diam dan tak bicara didalam kesengsaran, dan mereka yang terbakar dalam suatu peristiwa yang kini tak bersisa.
Dan kini mereka yang di atas hanya diam dan tak melakukan banyak tanggapan terhadap mereka yang selalu dibawah dan terbawahkan.Polemik tersebut tidak pernah hilang, misalnya saja Indonesia saja masih mengalami persoalan dalam ketersediaan air bersih.
Sepanjang tahun banyak wilayah di Indonesia mengalami masalah ini. Pada musim kemarau, sumber air menjadi kering sedangka pada musim penghujan di daerah-daerah yang mengalami banjir kerap mencemari air bersih. Air bersih merupakan sumber daya berbasis air yang bermutu baik dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau untuk kegiatan sehari-hari.
Menurut badan dunia, UNICEF dan WHO, Indonesia masuk dalam 10 negara yang sebagian penduduknya tidak mempunyai akses ke sumber air minum. Ke-10 negara itu adalah Tiongkok (jumlah penduduk yang mengalami masalah dengan ketersediaan air bersih mencapai 108 juta), India (99 juta), Nigeria (63 juta), Ethiopia (43 juta), Indonesia (39 juta), Republik Demokratik Kongo (37 juta), Bangladesh (26 juta), Republik Tanzania (22 juta), Kenya (16 juta), dan Pakistan (16 juta).
Tanpa bermaksud menggeneralisir atau mencoba mendemoralisasi, namun kasus asusila belum lama ini seperti prostitusi anak usia belia di apartemen Kalibata City, praktik pelacuran kelas kakap oknum selebriti dan Deudeuh Alfisahrin di Tebet, serta marak prostitusi online lainnya, adalah fenomena gunung es yang terutama dipicu oleh rasa nasionalisme yang sudah luntur dan mencair.
Sehingga akhirnya terjadilah, misalnya, peristiwa penelantaran anak meski orangtua secara akademik juga ekonomi sangat mumpuni. Fenomena hunian indekos dan apartemen yang menjadi tempat prostitusi di tengah pemukiman elit nan ramai terungkap belum lama ini.
Nahasnya, bagaimana kabar pemuda saat ini?
Semua tindak kejahatan atau sejenisnya, kebanyakan dari kalangan remaja atau pemuda. Pemuda yang seharusnya bekerja, berjuang demi bangsanya kini malah santai, nongkrong, mabuk-mabukan, seks bebas, samapi memakai narkoba.
Jika pemuda sekarang telah seperti itu perwajahanya, tidak dipungkiri lagi, kita sendirilah yang telah menghilangkan jati diri bangsa. Jati diri bangsa yang dulunya dicari bersusah payah dan diperjuangkan, kini hanya sebatas di kenal saja.
Sungguh ironis hidup dibangsa sendiri, dari kalangan atasnya yang tak bisa terus diandalkan dan kalangan bawahnya pun terkadang sama saja. Lalu kita harus menjadi seperti apa?.
Mari kita menjadi seorang yang bijak dalam menilai sesuatu, krisis terhadapa apa yang terjadi, dan semangat dalam menumbuhkan rasa simpati dan empati terhadap sesama. Sehingga bangsa kita sendiri jiwanya bisa kita bangunkan oleh kita bersama dalam satu jiwa raga yaitu Indonesiaku.
Menurut badan dunia, UNICEF dan WHO, Indonesia masuk dalam 10 negara yang sebagian penduduknya tidak mempunyai akses ke sumber air minum. Ke-10 negara itu adalah Tiongkok (jumlah penduduk yang mengalami masalah dengan ketersediaan air bersih mencapai 108 juta), India (99 juta), Nigeria (63 juta), Ethiopia (43 juta), Indonesia (39 juta), Republik Demokratik Kongo (37 juta), Bangladesh (26 juta), Republik Tanzania (22 juta), Kenya (16 juta), dan Pakistan (16 juta).
Tanpa bermaksud menggeneralisir atau mencoba mendemoralisasi, namun kasus asusila belum lama ini seperti prostitusi anak usia belia di apartemen Kalibata City, praktik pelacuran kelas kakap oknum selebriti dan Deudeuh Alfisahrin di Tebet, serta marak prostitusi online lainnya, adalah fenomena gunung es yang terutama dipicu oleh rasa nasionalisme yang sudah luntur dan mencair.
Sehingga akhirnya terjadilah, misalnya, peristiwa penelantaran anak meski orangtua secara akademik juga ekonomi sangat mumpuni. Fenomena hunian indekos dan apartemen yang menjadi tempat prostitusi di tengah pemukiman elit nan ramai terungkap belum lama ini.
Nahasnya, bagaimana kabar pemuda saat ini?
Semua tindak kejahatan atau sejenisnya, kebanyakan dari kalangan remaja atau pemuda. Pemuda yang seharusnya bekerja, berjuang demi bangsanya kini malah santai, nongkrong, mabuk-mabukan, seks bebas, samapi memakai narkoba.
Jika pemuda sekarang telah seperti itu perwajahanya, tidak dipungkiri lagi, kita sendirilah yang telah menghilangkan jati diri bangsa. Jati diri bangsa yang dulunya dicari bersusah payah dan diperjuangkan, kini hanya sebatas di kenal saja.
Sungguh ironis hidup dibangsa sendiri, dari kalangan atasnya yang tak bisa terus diandalkan dan kalangan bawahnya pun terkadang sama saja. Lalu kita harus menjadi seperti apa?.
Mari kita menjadi seorang yang bijak dalam menilai sesuatu, krisis terhadapa apa yang terjadi, dan semangat dalam menumbuhkan rasa simpati dan empati terhadap sesama. Sehingga bangsa kita sendiri jiwanya bisa kita bangunkan oleh kita bersama dalam satu jiwa raga yaitu Indonesiaku.
Distribusi Tersendat, Harga Bahan Pokok Meningkat
NEWPOST - Distribusi barang yang tersendat, dan biaya distribusi yang meningkat seiring dengan naiknya harga BBM, menjadi salah satu faktor adanya kenaikan harga bahan pokok di Pasar Induk Gede Bage. Selain itu kelangkaan cabai dan buncis juga tak kalah menyumbang penyebab kenaikan harga tersebut, Bandung, Selasa (17/11/2014).
Harga tersebut sudah merangkak naik hingga mencapai 50% dari harga sebelum kenaikan BBM. “Kalo sekarang yang beli itu jadi berkurang, biasanya beli 1 ons, sekarang jadi cuman ½ ons. Terus banyak pembeli yang komplain juga sama kenaikan harga ini,” ujar Hj.Mamah,52, saat ditemui di kiosnya.
Cabai yang awalnya hanya Rp 30-35 ribu/kg, kini menjadi Rp 60-65 ribu/kg. Harga buncis pun sama mengalami kenaikan dari harga awal 6 ribu/kg menjadi 12 ribu/kg. Kenaikan dua komoditas ini terjadi sejak dua minggu sebelum diumumkanya kenaikan harga BBM kemarin.
Sementara dari komoditas lain seperti daging dan beras masih berada diangka stabil, namun kemungkinan harga tersebut akan naik juga seminggu setelah kenaikan BBM. Para pedagang pun merasa tidak setuju atas kenaikan harga dagang tersebut apalagi disusul dengan kenaikan harga BBM.
“Mudah-mudahan harga barang masih tetap dan tidak ada kenaikan yang tinggi, biar para pembeli engga berkurang,” pungkas Imas, 54, pedagang beras saat di temui di pasar.
Kecurigaan Biaya Praktikum Mahasiswa Jurnalistik
NEWPOST - Banyak mahasiswa mengeluh dengan adanya dana praktikum perkuliahan khususnya di jurusan Jurnalistik UIN Sunan Gunung Djati Bandung, karena dana tersebut dirasa kurang maksimal penggunaanya hingga memicu kecurigaan dari mahasiswanya.
Praktik yang didapatkan pun kurang setara dengan apa yang sudah dibayarkan, Terlebih lagi penggunaan dana yang dibayarkan persemester itu tak sedikit jumlahnya, Rabu (20/05/2015).
Biaya yang harus dikeluarkan mahasiswa jurusan Jurnalistik pada tiap semesternya, dari semester satu sampai lima sebesar empat ratus ribu rupiah. Pada tiap semesternya, praktik yang akan didapat pada semester satu dan tiga adalah praktik ibadah dan tilawah saja. Untuk praktik lainya seperti profesi dan MKBP ( Mata Kuliah Berbobot Praktik) pada semester tersebut belum ada.
Ketua BPP (Bendahara Pengeluaran Pembantu) Deni Wahyu Ramdhani menanggapi,” Uang yang diterima dari al-Jamiah sebesar empat ratus ribu itu saya yang terima. Uang iuran praktik jurnalistik sebesar empat ratus perorang itu didalamnya sudah untuk praktik ibadah, praktik tilawah, profesi, dan MKBP”.
Berbeda dengan tanggapan Deni, salahsatu mahasiswa jurnalistik semester IV Savitri Mustika Dewi (21) mengatakan, “Belum makasimal sih, kalo ada praktik kejurnalistikan kayak kunjungan media, kita suka ngemodal sendiri.
Trus uang praktek yg empat ratus itu dipake buat tilawah, ibadah sama tahfidz aja. Kan kita jurusan jurnalistik, harusnya bobot praktik kejurnalistikan yang difalisitasi dengan uang praktek harus ada dong”.
Maka dengan penggunaan dana praktikum yang jelas menjadi harapan bagi mahasiswa jurnalistik, mulai dari pembayarannya hingga praktikumnya diharapkan sesuai dengan biaya yang sudah dibayarkan oleh mahasiswa.
Karena pembayaranya tiap semester ada, namun prakteknya jarang terlebih lagi praktik dibidang kejurnalistikanya. ”Ya harusnya jurusan adain praktik kejurnalistikan yg dibiayain sama uang praktek itu. Kan skrg mah udah ada lab, jadi kita udah lebih jelas tentang praktek itu sendiri” pungkasnya saat ditemui
Praktik yang didapatkan pun kurang setara dengan apa yang sudah dibayarkan, Terlebih lagi penggunaan dana yang dibayarkan persemester itu tak sedikit jumlahnya, Rabu (20/05/2015).
Biaya yang harus dikeluarkan mahasiswa jurusan Jurnalistik pada tiap semesternya, dari semester satu sampai lima sebesar empat ratus ribu rupiah. Pada tiap semesternya, praktik yang akan didapat pada semester satu dan tiga adalah praktik ibadah dan tilawah saja. Untuk praktik lainya seperti profesi dan MKBP ( Mata Kuliah Berbobot Praktik) pada semester tersebut belum ada.
Ketua BPP (Bendahara Pengeluaran Pembantu) Deni Wahyu Ramdhani menanggapi,” Uang yang diterima dari al-Jamiah sebesar empat ratus ribu itu saya yang terima. Uang iuran praktik jurnalistik sebesar empat ratus perorang itu didalamnya sudah untuk praktik ibadah, praktik tilawah, profesi, dan MKBP”.
Berbeda dengan tanggapan Deni, salahsatu mahasiswa jurnalistik semester IV Savitri Mustika Dewi (21) mengatakan, “Belum makasimal sih, kalo ada praktik kejurnalistikan kayak kunjungan media, kita suka ngemodal sendiri.
Trus uang praktek yg empat ratus itu dipake buat tilawah, ibadah sama tahfidz aja. Kan kita jurusan jurnalistik, harusnya bobot praktik kejurnalistikan yang difalisitasi dengan uang praktek harus ada dong”.
Maka dengan penggunaan dana praktikum yang jelas menjadi harapan bagi mahasiswa jurnalistik, mulai dari pembayarannya hingga praktikumnya diharapkan sesuai dengan biaya yang sudah dibayarkan oleh mahasiswa.
Karena pembayaranya tiap semester ada, namun prakteknya jarang terlebih lagi praktik dibidang kejurnalistikanya. ”Ya harusnya jurusan adain praktik kejurnalistikan yg dibiayain sama uang praktek itu. Kan skrg mah udah ada lab, jadi kita udah lebih jelas tentang praktek itu sendiri” pungkasnya saat ditemui
Olimpiade Sains Nasional (OSN) Resmi Dibuka
NEWPOST - Olimpiade Sains Nasional (OSN) 2016 resmi dibuka oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan, dan wakil gubernur Sumatera Selatan Ishak Mekki di Palembang Sport and Convention Center (PSCC), Senin (16/5/2016).
Seperti yang dikutip dari akun twitter @kemdikbud_RI :
Ketua pelaksana tingkat nasional Hammid Muhammad dalam laporanya menyebutkan, OSN tahun ini diikuti oleh 1.579 siswa. Peserta lomba tingkat Sekola Dasar (SD) meliputi matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
Sedangkan sebanyak tiga cabang lomba disiapkan untuk para siswa SMP yaitu, matematika, IPA, dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Lalu, jenis lomba tingkat SMA meliputi bidang matematika, fisika, kimia, informatika atau komputer, biologi, astronomi, ekonomi, kebumian, dan geografi.
Mendikbud Anies Baswedan berharap, dengan mengajak para siswa untuk tingkatkan pemahaman ilmu sains murni di OSN 2016, dapat melahirkan karakter para siswa yang memiliki integritas, dan kejujuran yang tinggi.
Seperti yang dikutip dari akun twitter @kemdikbud_RI :
#OSN2016 pagi ini (16/5) dibuka, ribuan peserta padati PSCC Palembang pic.twitter.com/CLKxv01C7Y— Kemdikbud (@Kemdikbud_RI) 16 Mei 2016
Ketua pelaksana tingkat nasional Hammid Muhammad dalam laporanya menyebutkan, OSN tahun ini diikuti oleh 1.579 siswa. Peserta lomba tingkat Sekola Dasar (SD) meliputi matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
Sedangkan sebanyak tiga cabang lomba disiapkan untuk para siswa SMP yaitu, matematika, IPA, dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Lalu, jenis lomba tingkat SMA meliputi bidang matematika, fisika, kimia, informatika atau komputer, biologi, astronomi, ekonomi, kebumian, dan geografi.
Mendikbud Anies Baswedan berharap, dengan mengajak para siswa untuk tingkatkan pemahaman ilmu sains murni di OSN 2016, dapat melahirkan karakter para siswa yang memiliki integritas, dan kejujuran yang tinggi.
Sopir Taksi Menggelar Demo yang Berujung Ricuh
NEWPOST - Karena menolak angkutan umum berbasis online, sopir taksi gelar aksi demo yang berujung ricuh untuk menolak penggunaan akses aplikasi Uber dan Grab, Jakarta, Selasa (22/03/2016).
Kejadian tersebut selain mengakibatkan kemacetan yang panjang, namun juga merugikan warga sekitar, dan mengganggu ketertiban umum. Banyak dari sopir taksi yang memaksa sopir taksi lainya untuk ikut serta dalam demo tersebut.
Beberapa sopir taksi yang tak mau ikut demo, dihadang oleh kawanan sopir taksi lainya. Berikut cuplikan videonya yang diunggah dari Youtube :
Peristiwa tersebut membuat adanya sweepping dari para sopir taksi yang demo. Para penumpang dipaksa turun dan sopir taksi harus menurunkan penumpang lalu ikut serta dalam demo. Tak hanya sopir taksi yang menjadi korban, ataupun penumpangnya, namun pengendara lain juga dikabarkan tak luput dari aksi ricuh tersebut.
Kejadian tersebut selain mengakibatkan kemacetan yang panjang, namun juga merugikan warga sekitar, dan mengganggu ketertiban umum. Banyak dari sopir taksi yang memaksa sopir taksi lainya untuk ikut serta dalam demo tersebut.
Beberapa sopir taksi yang tak mau ikut demo, dihadang oleh kawanan sopir taksi lainya. Berikut cuplikan videonya yang diunggah dari Youtube :
Peristiwa tersebut membuat adanya sweepping dari para sopir taksi yang demo. Para penumpang dipaksa turun dan sopir taksi harus menurunkan penumpang lalu ikut serta dalam demo. Tak hanya sopir taksi yang menjadi korban, ataupun penumpangnya, namun pengendara lain juga dikabarkan tak luput dari aksi ricuh tersebut.
Teater Pena Mengadakan Open Recruitment
NEWPOST - Teater Pena mengadakan Open Recruitment (Oprek) pada mahasiswa Jurusan Jurnalistik 2015, di gedungStudent Centre, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Rabu (17/02).
Acara ini bertujuan untuk merangkul mahasiswa baru jurnalistik untuk bisa berkarya, dan meneruskan generasi Teater pena di jurusan jurnalistik.
Teater yang lahir pada tahun 2014 ini, telah banyak membawa harum nama Jurusan Jurnalistik baik didalam, maupun diluar Universitas.
Penampilan teater pena pun selalu bervariasi, seperti membawakan teater murni, teater kabaret, ataupun musikalisasi puisi.
Untuk tahun ini Teater Pena juga berharap agar ada inovasi terbaru dari anggota, dan dikepengurusan yang baru.
Berharap dengan hal tersebut, Teater Pena bisa menjadi teater yang dikenal banyak orang dengan inovasi dan kreatifitas barunya, di mata dunia, dan membawa nama Jurusan Jurnalistik menjadi lebih baik lagi.
“Mudah-mudahan mereka yang baru bisa menjadi penerus berdasarkan hati yang tulus, karena teater ini dibutuhkan suatu pondasi yang kuat, agar kita bisa membangun rasa kekeluargaan pada setiap anggota dan jurusan jurnalistik itu sendiri “, pungkas ketua Teater Pena Agung Purnomo, saat ditemui.
Acara ini bertujuan untuk merangkul mahasiswa baru jurnalistik untuk bisa berkarya, dan meneruskan generasi Teater pena di jurusan jurnalistik.
Teater yang lahir pada tahun 2014 ini, telah banyak membawa harum nama Jurusan Jurnalistik baik didalam, maupun diluar Universitas.
Penampilan teater pena pun selalu bervariasi, seperti membawakan teater murni, teater kabaret, ataupun musikalisasi puisi.
Untuk tahun ini Teater Pena juga berharap agar ada inovasi terbaru dari anggota, dan dikepengurusan yang baru.
Berharap dengan hal tersebut, Teater Pena bisa menjadi teater yang dikenal banyak orang dengan inovasi dan kreatifitas barunya, di mata dunia, dan membawa nama Jurusan Jurnalistik menjadi lebih baik lagi.
“Mudah-mudahan mereka yang baru bisa menjadi penerus berdasarkan hati yang tulus, karena teater ini dibutuhkan suatu pondasi yang kuat, agar kita bisa membangun rasa kekeluargaan pada setiap anggota dan jurusan jurnalistik itu sendiri “, pungkas ketua Teater Pena Agung Purnomo, saat ditemui.
Komik : Tak and Gon (Asap Polusi)
NEWPOST - Kemacetan sudah sangat sering kita lihat di ibu pertiwi kita sendiri. Penyebab kemacetan sangatlah banyak, dan salah satunya adalah penggunaan kendaraan pribadi.
Penggunaan kendaraan juga pasti menyebabkan polusi. Dengan banyaknya volume kendaraan yang ada, banyak pula polusi yang dihasilkan.
Tentu saja, si pengendara kadang tak merasakan polusi yang dihasilkan dari kendaraanya, apalagi pengguna kendaraan mobil.
Para pejalan kaki, dan orang-orang yang berada dijalanlah yang menjadi korban penghirup polusi asap kendaraan. Maka siapa yang mesti disalahkan ?
Penggunaan kendaraan juga pasti menyebabkan polusi. Dengan banyaknya volume kendaraan yang ada, banyak pula polusi yang dihasilkan.
Tentu saja, si pengendara kadang tak merasakan polusi yang dihasilkan dari kendaraanya, apalagi pengguna kendaraan mobil.
Para pejalan kaki, dan orang-orang yang berada dijalanlah yang menjadi korban penghirup polusi asap kendaraan. Maka siapa yang mesti disalahkan ?